Minggu, 11 Oktober 2020

Gagal Bukan Berarti Gagal

5

Huwala teman-teman pembaca!

Aku ingin sedikit bercerita beberapa momen di tahun lalu. Ada banyak hal yang terjadi dan mengubah hidup dan pandanganku terhadap hidup. Tahun 2019 itu menurutku adalah tahun penentu hidupku akan ke mana selanjutnya. Tahun kemarin menjadi tahun terakhir aku menjadi siswa. Sudah terbayang waktu itu berpikir keras akan melanjutkan studi ke mana. Di kelas sudah tidak lagi ada teman-teman yang berghibah hal-hal tidak penting, yang ada ribut saling tanya satu sama lain mau melanjutkan ke mana. 

Saat pendaftaran SNMPTN dibuka semua teman seangkatan heboh dan antusias. Bertanya sana-sini mengenai informasi SNMPTN. Teman sekelasku dulu mayoritas anak pondok, sementara aku tidak, jadi akses informasi tentang SNMPTN banyak mereka tanyakan padaku. Ya, memang sekolah kami istimewa, jika di sekolah lain informasi disampaikan oleh guru BK/BP, di sekolah kami tidak demikian. Arus informasi sempit sekali, jadi memang harus mandiri mencari sumber informasi. Seingatku dulu tidak lama pendaftaran SNMPTN dibuka disusul dengan pembukaan pendaftaran SPAN PTKIN (Semacam SNMPTN tapi hanya untuk daftar di Perguruan Tinggi Negeri Islam)

Aku mendapatkan kesempatan untuk bisa daftar keduanya. Memang sih, rasa idealisku saat itu masih tinggi. Dengan percaya diri dan yakin aku memilih untuk mendaftarkan diri di UGM, tanpa menakar kemampuan dan mempertimbangkan hal-hal lain. Sangat optimis, sudah membayangkan keindahan Jogja. Padahal baru daftar dan belum tentu diterima. Pilihan kedua jatuh ke Universitas Diponegoro, aku mengambil program studi yang sama yaitu Sastra Indonesia. Sementara di SPAN PTKIN aku memilih program studi KPI UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan Tadris Bahasa Inggris di UIN Walisongo Semarang. 

Singkat cerita, tibalah saatnya pengumuman SNMPTN. Ingat sekali waktu itu aku membuka pengumuman dengan penuh harap, komat-kamit berdoa semoga bisa masuk UGM. Pukul 13.00 saat itu, langsung saja aku buka. Dan bhaaa, ternyata tidak diterima. Lemas, hampir menangis tapi ya pasrah. Mengikhlaskan adalah jalan satu-satunya. Andai saja waktu itu aku membuka tidak bersama teman-teman, pasti tangisku sudah pecah. Aku cepat-cepat berpikir positif saja waktu itu, meredam kesedihanku. Toh saat itu masih ada kesempatan lolos SPAN PTKIN, SBMPTN, atau UMPTKIN. Masih ada jalan lain pikirku.

Tibalah waktu itu pengumuman SPAN PTKIN. Keyakinanku agak surut sebab sudah pernah dikecewakan sebelumnya, bukan dikecewakan sih, tapi lebih karena aku yang punya ekspektasi lebih. Maka saat pengumuman SPAN PTKIN aku lebih santai, berharap yang terbaik saja namun tetap optimis bisa masuk. Sebab prodi yang aku pilih setelah aku observasi lewat laman resmi UIN Sunan Kalijaga memang dari tahun ke tahun peminatnya tidak begitu banyak. Jadi ku pikir kesempatannya akan lebih banyak. Pukul 15.00 WIB waktu itu portal pengumuman dibuka. Berdebar-debar aku membuka dan ternyata aku gagal lagi. Aku membuka pengumuman itu di kamar, rumah sedang tidak ada orang, aku menangis sejadi-jadinya. Padahal waktu itu sudah berjanji pada diri sendiri untuk tidak lagi kecewa. Tapi sesedih itu aku saat itu, ku biarkan saja air mataku keluar, biar lega. 

Momen sedih ini itu tak kubiarkan berlarut-larut, banyak kegagalan lain yang harus dicoba. Aku bersiap diri untuk mengikuti ujian-ujian untuk SBMPTN dan UMPTKIN. Aku juga ikut ujian mandiri di perguruan tinggi swasta, jaga-jaga jika aku tidak diterima di PTN yang ku inginkan. Di SBMPTN aku sudah tidak lagi berharap masuk UGM, aku menakar diri lagi sepertinya memang terlalu sedikit peluangnya. Aku memutuskan untuk memilih UNY, masih sama-sama di Jogja. Karena memang keindahan dan kenyamanan Jogja selalu terbayang olehku. Di UMPTKIN pun sama, aku memilih PTKIN di Yogyakarta. 

Beberapa bulan berlalu dari tertolaknya di SNMPTN, portal pengumuman SBMPTN pun dibuka. Tidak seberani saat SNMPTN, aku lebih harap-harap cemas. Tidak begitu banyak berharap, toh saat itu aku sudah diterima di UIN Sunan Kalijaga. Tidak seantusias saat membuka pengumuman SNMPTN, aku lebih santai waktu itu. Seusai salat asar, aku membukanya. Dan waaaah, aku diterima. Selamat datang Jogja, pikirku membayangkan. 

Masih menyimpan tangkapan layar ini, sebab menurutku sangat berkesan :)



Contoh Teks Deskriptif

1

 Huwala teman-teman!

Ada yang baru nih, iya blognya ku ganti namanya. Dari Diary Pelajar: Catatan Absurd Pelajar Gagal Gaul jadi Buku Tugas: Catatan Absur Mahasiswa Gagal Gaul. Kenapa? Karena ya pengen aja, wkwkwk. Kalau pake Diary Pelajar kurang terlihat dewasa huahaha. Kenapa judulnya jadi Buku Tugas? Karena nantinya entri blog ini akan diisi beberapa tugas dari dosen. Apakah ini akan menghilangkan shitposting lagi seperti unggahan-unggahan sebelumnya? Oh tentu tidak dong, nanti kalau aku mood pasti nulis hal-hal bego lagi. Sekarang mau kelihatan agak intelektual dulu ya teman-teman (Nggak pakai guys, biar kelihatan intelek) 

Jadi di publikasi terbaru ini aku mau berbagi contoh teks deskripsi. Udah pada tahu belum teks deskripsi itu apa? Jadi teks deskripsi adalah ... Googling sendiri :v Jangan manja! Soalnya di sini aku mau ngasih contoh, bukan ngasih penjelasan huahahaha. Baiklah teman-teman, berikut beberapa contoh teks deskripsi:

A. Deskripsi Orang

Namanya Nila Hanik Atun Ni'mah, aku biasa memanggilnya Nila, dia adalah teman satu kamar kos denganku. Dia berasal dari Kabupaten Pati, alumni MA Raudlatul Ulum, satu alamamater denganku. Sekarang menempuh studinya di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta prodi Akuntansi. Usianya tidak jauh beda denganku, tepat di tanggal 28 Sepetember 2020 dia genap 19 tahun. 

Perawakannya lebih kecil dariku, tingginya 156 cm dengan berat badan 43 kg. Dia manis, kulitnya sawo matang, berhidung mancung, punya tahi lalat di area dagu. 

Nila aktif di bidang akademik maupun non akademik. IPnya tidak pernah kurang dari 3, tapi pengalaman organisasinya luar biasa. Dia disukai banyak teman-temannya sebab rendah hati, pengertian, dan penyayang. 

Waktu luangnya sering dihabiskan untuk menonton drama Korea puluhan episode, dia memang menyukai hal-hal yang berbau Korea. Tak jarang juga memutar lagu-lagu Korea jika sedang jenuh dengan tugas-tugas kuliah.


Hayo, coba tebak. Nila yang mana?

B. Deskripsi Tempat

Ini adalah kamarku, lebih tepatnya kamar indekosku. Letaknya tidak jauh dari kampus UNY pusat, indekosku berjarak 3 km dari sana. Lokasi tepatnya berada di Demangan, Gondokusuman, Kota Yogyakarta. 

Kamarku cukup luas, ukuran luasnya sekitar 4×4 meter. Pintunya terletak di sebelah timur, berupa  kayu dengan pelitur coklat, di atas pintu terdapat 3 lubang ventilasi. Dinding sebelah timur kamarku terdapat jam dinding dan diapit oleh dua buah pajangan kayu. Sementara dinding seberangnya terdapat kaca untuk pencahayaan kamar. Di dinding bagian selatan terdapat cermin persegi panjang dengan bingkai berwarna putih. Di bawahnya terdapat lemari bongkar pasang susun dua berwana putih. Di atas lemari tersebut terdapat kotak riasan. Di sampingnya terdapat lemari kayu berpintu dua berwarna coklat. Kasurnya berada di seberang lemari, dengan dua bantal dan satu guling. Kamar indekosku dicat krem cerah agar memberikan kesan terang, di tiap pojok kamar diberi nuansa abu-abu. 

Aku banyak menghabiskan waktu di kamar indekos, entah itu membaca novel, memutar podcast, atau menonton channel youtube kesukaanku. Aku merasa nyaman di kos, jadi jarang sekali keluar kalau tidak ada hal yang penting. Terlebih sekarang sedang masa pandemi.

Kira-kira begini penampakan indekosku


Jadi itulah teman-teman, dua contoh teks deskripsi dariku. Sekian, jumpa kembali di postingan selanjutanya.

Ciao!



luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com